Selasa, 20 Maret 2012

analisis BBM


BBM naik ?

Hemm,, penyebab masalah datang lagi.. 


      Masyarakat mulai penolakan yang diwakili oleh para mahasiswa dari seluruh penjuru wilayah dengan melakukan demo (di jalan, di depan kantor DPR, bahkan ada yang sampai di depan istana Presiden). Demo ini pun gak ngaruh sih, kalo dipikir-pikir. Soalnya, sekeras apapun masyarakat berjuang untuk menolak naiknya BBM tetap aja BBM naik juga. Asalkan saat kenaikan itu sesuai dengan kemampuan masyarakat saya kira sih gak masalah.
     Kalo saya sihhh, BBM naik gak begitu pengaruh ke kendaraan soalnya tiap hari juga bolak-balik kampus jalan kaki. Tapi karena naiknya BBM ngaruh ke semua sector, saya sihh jadi gak setuju BBM naik. Apalagi naiknya BBM ini dijadikan kesempatan sama  perusahaan-perusahaan besar sampai pedagang eceran. Pemerintah pun jadi bingung sendiri. Rencana pemerintah untuk mengurangi kemiskinan kayaknya bakal terjadi, soalnya dengan naiknya BBM pasti banyak orang yang gak kuat dengan kehidupannya dan akhirnya malah ngakhirin hidupnya. Semaikn naiknya BBM, berarti semakin banyak orang yang mengakhiri hidupnya dan berarti pemerintah berhasil untuk mengurangi kemiskinan.
    Tapi, dibalik itu semua ada setujunya nih. Emang sih, kenaikkan BBM ini gak bisa dihindari tapi ada hikmah dibalik itu semua kok (kalau pikir panjang sih). Di Indonesia cadangan minyak lagi tipis banget, dari minyak dunia. Kalo Harga BBM naik berarti ada kecenderungan pemakaian yang selektif dengan cara menngurangi penggunaan. Kalo sudah gini kan, generasi akan datang juga bisa nikmati BBM.
  Nah, kalo udah gini terserah pendapat masing-masing deh. Mau setuju atau gak, semua berhak berpendapat.

Selasa, 13 Maret 2012

HiLo Soleha

     HiLo Soleha merupakan susu mineral alami untuk orang yang kurang mendapatkan sinar matahari. Hal ini dikarenakan selain tinggi kalsium dan rendah lemak, HiLo Soleha juga tinggi Vitamin D (memenuhi 100% kebutuhan tubuh per hari) yang dapat membantu penyerapan kalsium dalam tubuh. 

     Donasi HiLo Soleha

     Melihat banyaknya kaum dhuafa yang belum tersentuh, dan sangat membutuhkan uluran tangan kita. Maka Hilo Soleha bekerja sama dengan Lazis NU untuk mengadakan acara donasi dengan tema “penuhilah panggilanmu, bagilah sesamamu”. Program ini berlangsung Dari awal tahun 2008 dan berakhir pada bulan Juli kemarin berhasil mengumpulkan dana yang cukup besar yang akan digunakan untuk perbaikan gizi kaum dhuafa di Indonesia. Sejalan dengan kepedulian sosial PT Nutrifood Indonesia, yang memiliki misi “inspiring nutritious life”, bertekad untuk dapat membantu mewujudkan penghidupan bahagia yang berkualitas bagi masyakat Indonesia.

     Seremoni penyerahan donasi dibuka oleh Drs. Mabroer Ms. MSi. selaku Sekjen LAZIS NU dan penyerahan donasi dilakukan secara simbolis oleh May Pratisto selaku Customer Relation Manager Nutrifood Indonesia kepada Prof Dr KH Fathurrahman Rauf selaku Ketua Umum Harian LAZIS NU bertempat di lt 8 Kantor Pusat Pengurus Lazis NU di kawasan Kramat Raya, Jakarta. Acara ini juga dihadiri oleh jajaran pengurus NU, Staff Nutrifood dan undangan perwakilan dari kaum dhuafa untuk menyaksikan prosesi penyerahan program donasi ini. Dengan diadakannya program ini diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan kaum dhuafa dan mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap orang yang membutuhkan bantuan. 


Badai matahari


     Pakar info : Matahari sebuah bintang, yaitu bola plasma panas yang ditopang oleh gaya gravitasi. Di pusat Matahari, terjadi reaksi nuklir (fusi) yang mengubah 4 atom hidrogen menjadi 1 atom helium. Reaksi fusi tersebut, selain menghasilkan helium, juga menghasilkan energi dalam jumlah melimpah (ingat persamaan terkenal oleh Einstein: E=mc2). Energi yang dihasilkan, di pancarkan keluar melewati bagian-bagian Matahari, yaitu: zona radiatif, zona konventif, dan bagian atmosfer Matahari, yang terdiri dari fotosfer, kromosfer, dan korona. Dan Badai Matahari adalah peristiwa yang berkaitan dengan bagian atmosfer Matahari tersebut.


     Bagian terluar dari Matahari, yaitu korona, memiliki temperatur yang mencapai jutaan kelvin. Dengan temparatur yang tinggi tersebut, materi yang berada di korona Matahari memiliki energi kinetik yang besar. Tarikan gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk mempertahankan materi korona yang memiliki energi kinetik yang besar itu. Dan secara terus menerus, partikel bermuatan yang berasal dari korona, akan lepas keluar angkasa. Aliran partikel ini dikenal dengan nama angin matahari, yang terutama terdiri dari elektron dan proton dengan energi sekitar 1 keV. Setiap tahunnya, sebanyak 1012 ton materi korona lepas menjadi angin matahari, yang bergerak dengan kecepatan antara 200-700 km/s.

     Berbeda dengan pusat Matahari yang relatif sederhana, bagian atmosfer Matahari relatif lebih rumit. Karena di atmosfer Matahari ini, medan magnetik Matahari berperan besar terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Ada berbagai fenomena menarik diamati di atmosfer Matahari berkaitan dengan medan magnetik Matahari, seperti bintik matahari (sun spot), ledakan Matahari (solar flare), prominensa, dan pelontaran material korona (CME – Coronal Mass Ejection). Hal-hal inilah yang berkaitan dengan badai matahari.

Jadi apa yang dimaksud dengan badai matahari?

     Singkatnya, badai matahari adalah kejadian / event dimana aktivitas Matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari.

     Solar flare adalah ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi, akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.

Lalu bagaimana dengan CME?



     CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai letupan yang menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona ini, sekitar 2×1011 – 4×1013 kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 – 6×1024 joule. Material ini dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s sampai 2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350 km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan waktu 1-3 hari.

     Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari. Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam jumlah paling banyak di permukaan Matahari. Dan pada saat keaktifan Matahari mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare dan CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan kata lain, saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi elektromagnetik energi tinggi.

     Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME, saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.

     Saat partikel-partikel bermuatan dengan energi tinggi mencapai Bumi, ia akan diarahkan oleh medan magnetik Bumi, untuk bergerak sesuai dengan garis-garis medan magnetik Bumi, menuju ke arah kutub utara dan kutub selatan magnetik Bumi. Saat partikel-partikel energetik tersebut berbenturan dengan partikel udara dalam atmosfer Bumi, ia akan menyebabkan partikel udara (terutama nitrogen) terionisasi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, yang kita amati adalah bentuk seperti tirai-tirai cahaya warna-warni di langit, yang dikenal dengan nama aurora. Aurora ini bisa diamati dari posisi lintang tinggi di sekitar kutub magnetik Bumi (utara dan selatan).

Aurora
  
     Saat terjadi badai matahari, partikel-partikel energetik tadi tidak hanya menghasilkan aurora yang indah yang bisa di amati di lintang tinggi. Tapi bisa memberikan dampak yang relatif lebih besar dan lebih berbahaya. Dampak yang dimaksud antara lain: gangguan pada jaringan listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, dan menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah.
     Peristiwa gangguan besar yang disebabkan oleh badai matahari, yang paling terkenal adalah peristiwa tahun 1859, peristiwa yang dikenal dengan nama Carrington Event. Saat itu, jaringan komunikasi telegraf masih relatif baru tapi sudah luas digunakan. Ketika terjadi badai Matahari tahun 1859, jaringan telegraf seluruh Amerika dan Eropa mati total. Aurora yang biasanya hanya bisa diamati di lintang tinggi, saat itu bahkan bisa diamati sampai di equator.

     Masih ada beberapa contoh peristiwa lain yang berkaitan dengan badai matahari yang terjadi dalam abad ke-20 dan 21:

1. 13 maret 1989: Terjadi CME besar 4 hari sebelumnya. Badai geomagnetik menghasilkan arus listrik induksi eksesif hingga ribuan ampere pada sistem interkoneksi kelistrikan Ontario Hydro (Canada). Arus induksi eksesif ini menyebabkan sejumlah trafo terbakar. Akibat dari terbakarnya trafo tsb, jaringan listrik di seluruh Quebec (Canada) putus selama 9 jam. Guncangan magnetik badai sekitar seperempat Carrington event, (sekitar 400 nT). Aurora teramati sampai di Texas

2.Januari 1994 : 2 buah satelit komunikasi Anik milik Canada rusak akibat digempur elektron-elektron energetik dari Matahari. Satu satelit bisa segera pulih dalam waktu beberapa jam, namun satelit lainnya baru bisa dipulihkan 6 bulan kemudian.
Total kerugian akibat lumpuhnya satelit ini disebut mencapai US $ 50 – 70 juta.

3.November 2003 : Mengganggu kinerja instrumen WAAS berbasis GPS milik FAA AS selama 30 jam.

4.Januari 2005: Berpotensi mengakibatkan black-out di frekuensi HF radio pesawat, sehingga penerbangan United Airlines 26 terpaksa dialihkan menghindari rute polar (kutub) yang biasa dilaluinya.

     Badai Matahari juga bisa berbahaya bagi makhluk hidup secara biologi. Bahaya ini terutama bagi para astronot yang kebetulan sedang berada di luar angkasa saat badai matahari terjadi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, kita relatif aman terlindungi oleh medan magnetik Bumi. Pengaruh langsung dari badai matahari ini hanya dialami oleh binatang-binatang yang peka terhadap medan magnetik Bumi. Karena badai matahari mengganggu medan magnetik Bumi, maka binatang-binatang yang peka terhadap medan magnetik akan secara langsung terimbas. Misalnya burung-burung, lumba-lumba, dan paus, yang menggunakan medan magnetik Bumi untuk menentukan arah, untuk sesaat ketika badai matahari terjadi, mereka akan kehilangan arah.

     Saat ini, Matahari sedang menuju puncak keaktifan dalam siklusnya yang ke-24. Puncak keaktifan Matahari ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 2011-2013. Saat puncak keaktifan Matahari pada siklus ke-24 ini, diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan saat puncak keaktifan pada siklus-siklus sebelumnya. Mungkin efeknya akan sedikit lebih besar, tapi ada juga yang menduga akan terjadi hal yang sebaliknya, justru lebih kecil efeknya. Yang manapun itu kasusnya, bisa dikatakan semua ahli fisika matahari sepakat tidak mungkin terjadi peristiwa besar yang akan membahayakan kehidupan di muka Bumi.

     Berdasarkan pengetahuan kita saat ini, badai matahari hanya akan memberikan ancaman bahaya yang rendah. Solar flare dan CME yang terjadi di Matahari, tidak akan cukup untuk menyebabkan peristiwa seperti yang digambarkan dalam beberapa film yang beredar belakangan ini. Beberapa bintang yang diamati memang menunjukkan adanya peristiwa yang dikenal dengan istilah superflare, yaitu flare seperti yang kita amati di Matahari tapi dengan intensitas yang jauh lebih besar. Tapi peristiwa serupa diduga bukan peristiwa yang umum dan diragukan bakal terjadi pada Matahari kita, setidaknya saat ini. Memang peristiwa solar flare dan CME belum bisa diprediksi dengan baik untuk saat ini. Tapi pengetahuan kita yang didapat dari pengamatan Matahari lewat berbagai observatorium landas-bumi dan wahana antariksa yang terus menerus mengamati Matahari, kita semakin mengerti berbagai peristiwa yang terjadi di Matahari. Setidaknya untuk saat ini, kita bisa mengatakan dengan cukup yakin bahwa yang digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah tentang badai raksasa matahari, tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

http://pakarinfo.blogspot.com/2012/01/pengertian-badai-matahari-dan-dampaknya.html


Badai Matahari Terbesar Mengarah ke Bumi


 
Ledakan Matahari yang terjadi pada Senin (23/1/2012) pukul 10.59 WIB.
     WASHINGTON, KOMPAS.com — Badai Matahari akan menghantam Bumi, Kamis (8/3/2012) pada pukul 13.00-17.00 WIB. Badai Matahari tersebut berasal dari dua ledakan Matahari terbesar dalam 5 tahun yang terjadi pada Rabu (7/3/2012).

     Ledakan Matahari digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu C, M dan X. Kelas C menunjukkan ledakan kecil, M adalah ledakan kelas menengah, sedangkan X adalah ledakan besar. Dua ledakan yang terjadi pada Rabu kemarin masing-masing tergolong kelas X5.4 dan X1.3. Ledakan pertama yang lebih besar terjadi pada pukul 07.02 WIB, sedangkan ledakan kedua terjadi satu jam kemudian.

     Ledakan yang terjadi memecahkan rekor ledakan terbesar dalam lima tahun yang sebelumnya dipegang oleh ledakan pada 27 Januari 2012, tergolong kelas X1.7. Sementara astronom mencatat bahwa erupsi Matahari terbesar pernah terjadi pada tahun 2003. Erupsi tergolong dalam kelas X28.

     Space.com pada Rabu melaporkan bahwa pada saat ledakan terjadi, wahana Stereo-B milik NASA melihat awan partikel besar yang disebut lontaran massa korona (CME) dihasilkan dari ledakan. Menurut pengamatan Tony Phillips, astronom yang menuliskan laporan di Spaceweather, ledakan kelas X5.4 muncul pada bintik Matahari AR1429. Sebelumnya, bintik ini jugalah yang menyebabkan ledakan pada Minggu (5/3/2012).

     Badai Matahari yang menghantam Bumi hari ini bisa menyebabkan munculnya aurora. Fenomena ini bisa dinikmati oleh warga Bumi yang berada di wilayah lintang tinggi, misalnya Amerika Utara. Yang perlu diwaspadai, badai Matahari bisa mengakibatkan perubahan pada lapisan ionosfer di atmosfer Bumi sehingga mengganggu komunikasi radio.

     Badai Matahari, jika tak diantisipasi, juga berpotensi mengakibatkan padamnya listrik. Tahun 1989, listrik di wilayah Quebec, Kanada, padam akibat badai Matahari. Selain itu, badai Matahari juga berpotensi mengakibatkan gangguan koneksi internet. Badai juga bisa berdampak pada gangguan sistem perbankan.

     Meski demikian, badai Matahari tidak mengakibatkan peningkatan suhu Bumi dan cuaca ekstrem. Badai Matahari juga tidak akan menyebabkan kepunahan makhluk hidup di Bumi alias kiamat. Jadi, tak perlu panik.


Badai Matahari Ancam Gangguan Komunikasi
Badai matahari tersebut diperkirakan akan menuju ke bumi pada hari ini atau besok.






Badai Matahari (BBC)

     VIVAnews - Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan badai matahari yang terjadi hanya akan berdampak pada operasional satelit dan jaringan radio. Badai matahari, menurut Thomas, tidak akan sampai ke permukaan bumi.

Badai matahari tersebut diperkirakan akan menuju ke bumi pada hari ini atau besok.

"Tapi tidak akan sampai jatuh ke sini. Karena bumi dilindungi oleh medan magnet bumi, jadi tak perlu khawatir. Kita juga dilindungi oleh ionosfer," ujar Djamaluddin kepada VIVAnews, Selasa, 6 Maret 2012.

     Badai tersebut, lanjutnya, secara umum hanya akan berdampak pada operasional satelit dan radio, dan tidak akan berdampak pada radiasi pada wilayah bumi. "Tapi operator satelit sudah mengantisipasi, mereka sudah punya prosedur," tambahnya.

     Jika operasional satelit tidak terdampak oleh badai tersebut, jaringan komunikasi dan radio akan berjalan normal. Ia menambahkan bahwa kapan pastinya badai tersebut sampai ke atmosfer bumi belum dapat dipastikan. Pihaknya saat ini terus memantau perkembangan kecepatan matahari.

Thomas Djamaluddin menggambarkan badai matahari merupakan akibat dari ledakan di permukaan matahari yang menimbulkan lontaran pada korona matahari.

 
     Warning... ! Badai Matahari Diprediksi     Menyerang Bumi Senin dan Selasa


suarasurabaya.net| Aktivitas badai matahari hari ini terpantau mengalami peningkatan yang massif dan diprediksi akan mencapai puncaknya nanti pukul 23.00 WIB. Pantauan Balai Pengamatan Matahari-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), daerah aktif yang berpotensi melepas elektron dan medan magnet berada di 10 derajat Utara equator matahari.


     Bambang Setiahadi Kepala Balai Pengamatan Matahari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)-Watukosek, Gempol, Pasuruan pada suarasurabaya.net, Minggu (11/3/2012) mengatakan daerah aktif itu luasnya 14,4 miliar kilometer persegi atau sama dengan lebih dari 100 kali luas penampang bumi.

     Daerah aktif yang melontarkan badai matahari itu diidentifikasi para ilmuwan sebagai sun spot nomor 53. “Aktivitasnya membesar mulai sore ini. Dampaknya akan dirasakan oleh Bumi, Senin dan Selasa besok,” kata dia.

     Dampak itu berupa terganggunya komunikasi nirkabel untuk hubungan jarak jauh menggunakan satelit. Selain itu perangkat navigasi berbasis Global Positioning System (GPS) juga diperkirakan mengalami blank selama dua hari itu lantaran gangguan medan magnet pada satelit-satelitnya.

     Sering dengan rotasi matahari, daerah aktif di Sun Spot nomor 53 itu akan memudar dan akan muncul lagi 10 hari kemudian dengan eskalasi yang masih belum bisa diramalkan. Terkait potensi gangguan komunikasi dan navigasi itu, LAPAN sudah mengirimkan Warning pada PT Angkasa Pura selaku pengelola bandara agar mewaspadai fenomena ini.

     Pesawat yang beroperasi Senin dan Selasa besok diminta tidak terbang lebih dari dari 12 ribu meter dan menghindari kawasan kutub karena disanalah gangguan paling besar medan magnet akibat badai matahari terjadi.

     Bambang Setiahadi mengimbau maskapai penerbangan tidak meremehkan ancaman gangguan ini karena dalam sejarah penerbangan dunia di tahun 1975, sebuah pesawat komersial milik Selandia Baru hilang akibat diterpa medan magnet dampak Badai Matahari. Hingga kini pesawat itu belum juga ditemukan

Efek Badai Matahari Belum Sampai Indonesia
 
JAKARTA - Badai Matahari yang sedang terjadi belakangan ini mulai melepaskan semburan gelombang radiasi yang lebih tinggi. Gelombang radiasi tersebut, dikatakan bisa mengganggu satelit komunikasi yang mengorbit di sekeliling Bumi.

Diwartakan Sydney Morning Herald, Rabu (25/1/2012), Doug Biesecker, fisikawan di US Space Weather Prediction Centre berpendapat bahwa radiasi badai matahari yang sedang berlangsung sekarang memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi komunikasi frekuensi tinggi di wilayah kutub. Sedangkan di wilayah Australia, dampak tersebut diharapkan lebih ringan.

"Ini dapat menimbulkan beberapa masalah pada beberapa frekuensi radio gelombang pendek. Beberapa operator jaringan listrik telah diperingatkan dan mereka bisa mengatasinya," jelas Dave Neudegg, Manager of Ionospheric Prediction Service Australia.

Mengenai efek badai Matahari tersebut ke Indonesia, Thomas Djamaluddin, profesor astronomi di LAPAN mengatakan, "Dampak di Indonesia masih dikaji dengan data stasiun-stasiun pengamat LAPAN." Namun, sampai saat ini Thomas mengungkap, "Belum ada laporan."

Dalam blognya, Thomas menerangkan bahwa badai Matahari tersebut tergolong cukup kuat dan berupa ledakan flare berskala M8-9. Badai Matahari itu Terjadi pada 23 Januari 2012 pukul 03.59 UT (10:59 WIB). namun, flare yang cukup kuat ini merupakan pertama kalinya sejak Mei 2005.

Kategori M sebenarnya tergolong kelas menengah, tetapi karena mendekati kelas ekstrem (kelas X), maka dampak badai Matahari akan cukup kuat kalau mengarah ke bumi. Pancaran sinar-X yang terekam pada satelit GOES menunjukkan peningkatan tajam sampai kelas M8-9.

Ledakan flare yang terjadi juga diikuti oleh CME (Coronal Mass Ejection), lontaran massa dari korona matahari, terutama proton dengan kecepatan tinggi, 1400 km/detik. CME terdeteksi wahana pemantau matahari SOHO pada posisi antara bumi-matahari berjarak 1.500.000  km dari bumi (sekitar 4 kali jarak bumi-bulan). Partikel bermuatan dari matahari itu tampak seperti hujan salju yang mengarah ke arah bumi.

Diperkirakan partikel energetik itu mencapai bumi sekitar 24 Januari malam waktu Indonesia. Badai matahari yang cukup kuat seperti ini berpotensi menggangu operasional satelit, seperti satelit komunikasi. Kalau itu terjadi dan tidak dapat diatasi oleh operator satelitnya, kemungkinan terjadi gangguan pada penggunaan telepon selular, siaran TV, komunikasi data perbankan, dan pengguna lainnya.

Tetapi biasanya para operator satelit sudah mengantisipasinya. Dampak lainnya adalah gangguan pada ionosfer yang akan mengganggu komunikasi radio HF/gelombang pendek yang biasa digunakan oleh komunikasi jarak jauh, termasuk oleh siaran radio luar negeri seperti BBC, VOA, atau ABC. Navigasi berbasis satelit seperti GPS juga kemungkinan terganggu akurasinya.